Berikut ini adalah puisi karya Arswendo Atmowiloto yang kami dapat dari sebuah milis. Puisi yang bagus mengungkapkan bagaimana harapan umat akan imamnya. Sambil tersenyum, kita renungkan isinya, yang barangkali juga merupakan harapan dan ungkapan hati kita bersama:
AKU MENDAMBAKAN ROMO YANG….
Arswendo Atmowiloto
aku mendamba Romo yang penuh kasih
- bukan yang pilih kasih
aku mendamba Romo yang bajunya kadang kekecilan, kadang kegedean
itu berarti pemberian umat
sebagai tanda cinta, tanda hormat
aku mendamba Romo, yang galak tapi sumanak
kaku pada dogma, tapi lucu kala canda
yang lebih sering memegang rosario
dibandingkan bb warna hijau
aku mendamba Romo yang lebih banyak mendengar
dibandingkan berujar
aku mendamba Romo yang menampung air mataku
- tanpa ikut menangisi
yang mengubah putus asa menjadi harapan
yang mengajarkan ritual sekaligus spiritual
duuuuh, damba dan inginku banyak, banyak sekali
tapi aku percaya tetap terpenuhi
karena Romoku mau dan mampu selalu memberi
- inilah damba dan doaku, Romoku
eee, masih ada satu lagi
sekali mengenakan jubah, jangan berubah
jangan pernah mengubah, walau godaan mewabah
bahkan sampai ada laut terbelah
kenakan terus jubahmu
itulah khotbah yang hidup
agar aku bisa menjamah
seperti perempuan Samaria pada Yesus Allah Tuhanku
aku mendamba Romo yang menatapku kalem
bersuara adem
“Berkah Dalem …”
*) dibacakan saat dialog interaktif, di kompleks Gereja St. Fransiskus Asisi, Tebet, Jakarta, 20 Juni 2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Beri komentar Anda di sini
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.