Selasa, September 14, 2010

Tema I BKSN 2010

Belajar dari Tradisi Yahudi


GAGASAN DASAR

Suatu peristiwa penting atau luar biasa dalam hidup seseorang atau suatu bangsa tidaklah gampang untuk dilupakan. Oleh karena itu seseorang atau suatu bangsa punya cara tertentu agar ingatan atas peristiwa penting itu tetap abadi. Hal demikian juga dialami oleh Bangsa Israel, peristiwa exodus (keluarnya Israel dari Mesir) dan masuknya mereka ke Kanaan (tanah terjanji) merupakan dua peristiwa luar biasa yang terus diingat dan diturunkan dari generasi ke generasi. Kedua peristiwa itu bagi mereka merupakan dua karya Allah yang paling istimewa, baik sebagai bangsa maupun dalam kehidupan religius.

Sejak masih anak-anak, anak-anak Israel telah diajarkan untuk mengenal dan memahami dua peristiwa di atas dan juga konsekuensi yang menyertainya. Cara yang ditempuh adalah mengajarkan shema kepada anak-anak sejak mereka berusia 5 tahun. Shema adalah pengakuan iman monoteis Israel (Tuhan itu Esa) dan kewajiban untuk mengasihi dan melakukan perintah-perintah-Nya. Dalam bahasa Ibrani, shema berarti “mendengarkan” diambil dari kata pertama kewajiban yang harus dilakukan oleh orang Israel, yakni “dengarlah….” Shema terdiri dari tiga bagian, yakni:


  1. Ul 6:4-9 : Berisikan tentang pengakuan iman monoteis disertai perintah untuk mengasihi dan menjalankan ajaran-ajaran-Nya, juga kewajiban untuk mengajarkannya kepada anak-anak di setiap kesempatan. Shema itu haruslah dituliskan pada Filakteria dan Mezuzah.

  2. Ul 11:13-21 : Bagian kedua ini berisi tentang komitmen bangsa Israel untuk melaksanakan perintah Tuhan sebagai bukti kesetiaan mereka kepada-Nya. Komitmen itu mengandung konsekuensi ganjaran dan hukuman. Melaksanakan perintah Tuhan akan memperoleh ganjaran, sedangkan mengabaikannya akan mendatangkan hukuman. Bagian inipun disertai tugas untuk mengajarkannya kepada anak-anak keturunan mereka.

  3. Bil 15:37-42 : Bagian ketiga ini merupakan perintah agar bagngsa Israel memakai Tzizit agar mereka setiap saat ingat akan perintah Tuhan dan melaksanakannya.
Mezuzah
Bagi Bangsa Israel Kitab Suci mempunyai kedudukan penting dalam tradisi dan identitas mereka. Melalui Kitab Suci mereka mengenal sejarah bangsanya, penyertaan Allah kepada mereka dan juga bagaimana mereka menunjukkan sembah bakti kepada Allah dalam aneka ritual peribadatan. Orang tua mempunyai tanggungjawab dan kewajiban pertama untuk mengenalkan Kitab Suci kepada anak. Pengajaran shema merupakan langkah awal menumbuhkan pengenalan anak akan imannya. Kemudian dengan perkembangan usia sekolah meneruskan pengenalan Kitab Suci itu. Pada saat dewasa orang Israel dituntut telah mempelajari seluruh isi Kitab Sucinya. Ada tahapan-tahapan yang jelas, berdasarkan usia, bagaimana seorang anak dididik untuk mempelajari Kitab Suci, yakni: mulai usia 5 tahun mempelajari Kitab Suci, yakni Shema, Hallel (mazmur pujian dalam Mzm 113-118), Kisah Penciptaan (Kej 1-5) dan Hukum Upacara (Im 1-8); pada usia 10 tahun mempelajari Mishnah; Pada usia 13 tahun mempelajari Perintah-perintah; pada usia 15 tahun mempelajari Talmud; pada usia 18 tahun mempelajari Perkawinan; pada usia 20 tahun mempelajari panggilan hidup; dst….

Selain menghapal dan memahami teks-teks Kitab Suci, seorang anak juga wajib memiliki ayat emas (lihat keterangan pada lampiran), yakni ayat Kitab Suci yang paling mengena dan paling digemari. Proses mencari ayat emas tidaklah gampang, menuntut dan mengandaikan seorang anak membaca seluruh Kitab Suci.

KITA BAGAIMANA?

Jadi, bagi bangsa Israel/Yahudi sejarah dan pokok iman mereka merupakan warisan tak ternilai yang wajib dilestarikan dan diwariskan kepada keturunan mereka. Orangtua, keluarga, sekolah dan seluruh bangsa mempunyai tanggungjawab yang besar untuk itu. Bagaimana dengan hidup kita? Apakah orangtua dan sekolah atau Gereja sudah menanamkan dan mewariskan kekayaan imannya kepada kita? Cara apa saja yang sudah ditempuh? Cukupkah apa yang telah kita berikan kepada anak-anak kita selama ini?

APA YANG BISA KITA BUAT?

Dalam konteks kita sekarang, Tema I BKSN 2010 ini dapat diaplikasikan dalam beberapa contoh AKSI NYATA berikut.


  • Orang tua dapat membantu anak untuk menemukan Ayat Emas (Penjelasan lihat di bawah). Orangtua hendaknya memberi contoh terlebih dahulu dengan menemukan Ayat Emasnya sendiri.

  • Orang tua membantu anak/membuatkan kreasi atas Ayat Emas yang didapat dalam aneka bentuk dan media, misalnya: selipan buku, gantungan kunci, gambar, tulisan indah, dll.

  • Orang tua membiasakan anak-anak untuk ikut serta dalam perayaan-perayaan liturgi.

  • Orang tua menyediakan Alkitab untuk anak, aneka buku / gambar cerita Alkitab.

  • Catatan: Walau disebut “orang tua” siapapun kita diajak untuk mencintai KS dan mengajak orang lain untuk berlaku sama.
Beberapa Penjelasan:


  1. Filakteria : Kotak kecil dari kulit berisikan gulungan shema atau teks Kitab Suci lain (misalnya Kel 13:1-6 dan Dekalog) yang diikatkan dengan tali pada pergelangan tangan dan dahi pada saat seseorang berdoa. 

  2. Mezuzah : Tabung kecil yang berisi gulungan atau lempengan yang bertuliskan shema yang diletakkan pada tiang pintu rumah dan pintu gerbang kota. 

  3. Tzizit : Jumbai-jumbai pada punca baju yang dibubuhi dengan benang ungu kebiru-biruan.

  4. Ayat Emas : Ayat Kitab Suci yang paling digemari atau berkesan bagi seorang anak dengan ketentuan bahwa ayat itu hurup awal dan hurup akhirnya haruslah sama dengan hurup awal dan hurup akhir nama dirinya. Misalnya: Nama seorang anak adalah BERTA. Untuk mencari ayat emasnya ia haruslah menemukan ayat yang berawal dengan hurup “B” dan berakhir dengan hurup “A.” Ayat emas yang didapat misalnya dari Mat 5:7, Berbahagialah orang yang murah hatinya.”

Kotak kecil pada dahi dan pita pada lengan adalah FILAKTERIA.
Rumbai-rumbai pada ujung kain adalah TZITZIT

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Beri komentar Anda di sini

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.