BELAJAR DARI TIMOTIUS
<< 2Tim 3:10-17 >>
PENGANTAR
Penuh semangat, keteguhan hati dan kesetiaan pada ajaran iman yang benar dan Kitab Suci, merupakan tema pokok pertemuan ke-2 BKSN 2010. Pada pertemuan pertama yang lalu kita telah belajar bagaimana cara orang Yahudi mewariskan imannya kepada anak-anaknya. Pada pertemuan ini kita hendak mengenal dan meneladani hidup Timotius.
Saat ia mengalami aneka persoalan dengan jemaat Efesus, ia membutuhkan nasihat yang bisa menjadi pedoman untuk memecahkannya. Paulus, gurunya, dua kali mengirimkan suratnya kepada Timotius. Selain memuji Timotius, Paulus juga menasihatinya agar berpegang teguh pada apa yang diajarkan Paulus dan pada kebenaran Kitab Suci sebagaimana yang telah diterimanya sejak kecil. Kitab Suci bukanlah kata-kata atau tulisan tanpa makna. Kitab Suci sungguh berdaya guna bagi mereka yang mau mengikutinya.
TIMOTIUS DAN JEMAATNYA
Timotius berasal dari Listra. Ayahnya adalah seorang Yunani sedangkan ibunya, yang bernama Eunike adalah seorang Yahudi. Sekitar tahun 50 M, Paulus dalam perjalanan misinya yang kedua mengunjungi Listra. Lalu Timotius menemani perjalanan misi Paulus berikutnya. Dalam perjalanan misi ke-4, Timotius ditinggalkan oleh Paulus di Efesus untuk membina iman jemaat di sana. Hubungan antara Paulus dan Timotius sangatlah erat. Hal ini tampak dari dua surat yang ditulis Paulus kepada Timotius. Dalam kedua surat itu Paulus berulangkali memuji dan menunjukkan kepercayaan yang besar kepada Timotius.
Kedua surat Paulus bagi Timotius digolongkan sebagai Surat Pastoral yang berisikan bagaimana pengajaran yang benar, pengaturan jemaat dan kepengurusannya, dan bagaimana memelihara serta mengembangkan iman dan hidup jemaat kristiani. Dengan situasi yang dialami oleh Timotius dan jemaat Efesus, Surat Paulus kiranya hadir pada waktu yang tepat. Dalam 2Tim 3:10-17 Paulus mengingatkan Timotius untuk setia dan berpegang pada apa yang diajarkannya. Paulus juga mengingatkan Timotius untuk berpegang teguh pada ajaran Kitab Suci, sebagaimana yang telah Timotius terima dari Eunike, ibunya dan Lois, neneknya. Kitab Suci, menurut Paulus, sungguh bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan mendidik orang dalam kebenaran. Pendeknya, Surat Paulus yang berisi pujian, nasihat dan petunjuk merupakan titik terang bagi Timotius untuk memecahkan aneka persoalan yang melanda jemaat Efesus.
Apa yang dialami Timotius? Saat dipercaya oleh Paulus untuk mendampingi jemaat Efesus berbagai persoalan mendera jemaat yang masih berusia muda itu. Di sana saat itu muncul aneka ajaran yang bertentangan dengan iman akan Kristus. Di dalam jemaat timbul kebingungan akibat datangnya “guru-guru palsu” yakni orang Kristen dari kalangan Yahudi yang mengajarkan iman yang berbeda dengan apa yang jemaat terima dari Paulus. Mereka mengajarkan bahwa umat Kristen harus juga memenuhi kewajiban-kewajiban Hukum Taurat, yang seringkali berupa kebiasaan-kebiasaan Yahudi. Selain itu jemaat Efesus juga membutuhkan adanya kepengurusan jemaat. Bagaimana dan siapakah orang yang layak untuk diangkat sebagai pemimpin? Dalam situasi demikianlah Timotius membutuhkan pegangan agar bisa berpijak pada kebenaran iman sehingga dapat membimbing jemaat Efesus.
BAGAIMANA DENGAN KITA?
Di sekitar kita pun sekarang muncul “ajaran-ajaran palsu” yang mengajak kita hidup serba instan, hedonis, materialistis dan individualistis. “Ajaran-ajaran” ada dalam bentuk hiburan, teknologi, gaya hidup, dll. Kalau kita tidak hati-hati menyikapinya kitapun akan hanyut di dalamnya dan cenderung mencari kenikmatan untuk diri sendiri dan sementara. Kita menjadi lupa dengan orang lain di sekitar kita dan lebih parah lagi kita melupakan Tuhan. Dalam situasi demikian apakah yang menjadi pegangan kita? Cukupkah ajaran iman yang kita terima dari orangtua, Gereja atau sekolah? Adakah ayat Kitab Suci yang dapat menjadi pedoman kita?
AKSI NYATA
Carilah ayat Kitab Suci yang dapat menjadi pegangan manakala mengalami situasi berikut (pilih salah satu):
Perselisihan / percekcokan dengan tetangga.
Kecewa dengan kekurangan diri.
Aneka godaan di sekitar (teknologi, narkoba, gaya hidup), dll.
Ingatlah, bahwa dari kecil engkau sudah mengenal Kitab Suci yang dapat memberi hikmat kepadamu dan menuntun engkau kepada keselamatan oleh iman kepada Kristus Yesus. <<2Tim 3:15>> |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Beri komentar Anda di sini
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.